8 Keunikan Tari Gambyong Jawa Tengah, Sejarah Lengkap

Apa yang kalian pikirkan di saat melihat Tari Gambyong? Apakah ngantuk karena musik pengiringnya yang super pelan dan penarinya yang terlalu lemah lembut? Atau exited? Soalnya udah jarang banget ditampilka?

Pertanyaan-pertanyaan itu pastinya akan sering diungkapkan karena memang tarian ini tradisional banget. Asalnya dari Jawa, tepatnya dari Surakarta, Jawa Tengah. Kebanyakan penggemarnya adalah orang tua. Anak muda kayak nggak ada yang ngelirik.

Eits, kalau anggapan itu masih eksis di pikiran kalian, maka kalian udah ketinggalan jaman. Soalnya para turis asing banyak yang belajar tarian ini. Sisi klasik Jawa kental banget dan itulah yang membuat tarian ini menarik dan unik.

Gerakan tari yang lemah gemulai dengan iringan musik yang juga bertempo pea membuat Tari Gambyong ini nggak banyak disukai, tapi nempel di hati. Gimana bisa? Ya, soalnya sering ditampilkan di acara-acara rakyat di Jawa, seperti pernikahan, festival budaya, dan acara-acara lain.

Sejarah

Pertama kali yang akan terlintas dalam pikiran adalah pertanyaan siapakah yang membawakan Tari Gambyong ini untuk pertama kalinya? Sri Gambyong. Ya, dia adalah seorang tledek atau seorang penari jalanan asli Surakarta yang sangat berbakat.

Dulunya nama tarian ini bukan Gambyong, tapi Tari Tayub. Makanya nenek kalian sering mengatakan kalau pertunjukkan Tari Gambyong ini dengan istilah Tayuban, yang identic dengan pertunjukkan gamelan komplit seperti di pertunjukkan wayang.

Nah, untuk nama Gambyong itu sendiri belum jelas apa artinya, tapi yang jelas, menurut sejarah nama tersebut adalah nama dari seorang Tledek asli dari Jawa Tengah yang bernama . Tledek adalah sebutan Jawa dari penari jalanan.

Nah figur seorang penari jalanan tersebut bukan hanya sekedar pandai menari saja, melainkan juga menyanyi. Suaranya sangat indah dan tariannya pun super duper luwes banget. Makanya tarian ini kemudian dinamakan Tari Gambyong .

Pertama kali Tari Gambyong ini dtampilkan di kesultanan Surakarta. Melihat bakat Tledek Gambyong, Sultan Pakubuwono IV mengundangnya ke istana untuk menunjukkan jiwa seninya itu. Sejak saat itulah, Tari Gambyong ini pun dikenal,

Pihak keratin pun kemudian memberikan banyak masukan dan penataan gerakan Gambyong agar lebih bagus dan khas. Nyi Bei Mintoraras dari Kasultanan Surakarta adalah penari sekaligus koreografer yang memberikan banyak sumbangsih ide gerakan Tari Gambyong ini, sehingga muncullah nama baru yang disebut Gambyong Pareanom.

Makna

Tari Gambyong ini memiliki makna tentang kelembutan dan ketelatenan sebagai sebuah apresiasi terhadap sifat wanita Jawa. Kelembutan tersebut tertuang dalam setiap gerakan Tari Gambyong yang sangat gemulai.

Terkait dengan pertunjukkan Tari Gambyong ini dalam bidang pertanian, makna yang ingin dipetik adalah sebuah usaha agar tanaman padi yang ditanam diberikan kesuburan dan hasil yang melimpah ruah.

Figure Dewi Padi atau Dewi Sri pun merupakan figure dewi yang mengayomi dan dipercaya menjaga tanamana padi di Pulau Jawa agar tetap tumbuh subur demi mencukupi kebutuhan pangan di Tanah Jawa ini. Makanya makna yang mendalam tersirat dalam pertunjukkan Tari Gambyong ini saat dijadikan sebagai tarian ritual sebelum menanam padi.

Fungsi

Dulu, Tari Gambyong ini ditampilkan saat ada upacara adat pertanian. Di mana masyarakat Surakarta Jawa Tengah mengadakan acara adat tersebut untuk meminta kesuburan akan tanaman padi yang telah ditanamnya.

Simak Juga : 9 Fakta Tari Topeng Cirebon dan Sejarahnya [Lengkap]

Para penari Gambyong itulah yang diibaratkan sebagai Dewi Sri yang sejarahnya disebut sebagai Dewi Padi. Makanya gerakan dalam gambyong ini seakan-akan sedang mengelilingi tanaman padi dengan tangan yang seolah menyentuh tanaman yang tingginya sepinggang.

Fungsinya pun teus berkembang hingga kini bisa kalian nikmati saat menghadiri acara hajatan pernikahan. Di mana hiburan yang ditampilkan berupa Tari Gambyong yang membuat suasana nikahan Jawa banget.

Selain itu, ada fungsi lain dari Tari Gambyong ini, yaitu untuk tarian penyambutan tamu-tamu pemerintah. Di mana tarian ini memang selalu ditunggu-tunggu. Namun kebanyakan akan ditarikan di wilayah kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah, utamanya Kesultanan Surakarta.

Sebagai penarik pengnjung, juga menjadi fungsi Tari Gambyong ini. Income daerah di bidang pariwisata pun meningkat dengan adanya wisata Keraton Surakarta yang didalamnya lengkap dengan pertunjukkan Gambyong.

Pola lantai

Karena sifat tarian ini yang lemah lembut, maka sudah jelas kalau pola lantainya nggak ribet. Ini dikarenakan penari nggak banyak move dari posisinya. Berdasarkan gerakan dasarnnya yang hanya maju mundur saja, maka pola lantai yang digunakan adalah pola lantai lurus.

Namun, pola lantai melingkar pun juga dilakukan, namun para penari tidak saling berhadapan. Semuanya tergantung dari panggung dan keadaan penonton. Untuk puncak tarian memang penari akan berjalan memutar.

Kostum & Property

Baju basahan adalah nama salah satu baju tradisional Jawa selain kebaya. Di mana baju ini sering dipakai oleh para abdi dalam kerajaan yang tampilan bajunya adalah berupa kain yang dipakai sebagai kemben. Jadi bagian pundak dan lengan tangan tidak tertutup baju.

Nah itulah kostum yang dipakai oleh para penari gambyong. Kain yang dipakai pun batik khas Jawa tengah yang didominasi dengan warna hitam dan kuning keemasan. Terlihat sangat anggun efeknya, tampilan wanita Jawa deh pokoknya.

Para penari pun memakai sanggul Solo wanita dengan sanggul bulat yang menutupi bagian kepala belakang. Kemudian reroncean bunga melati pun tidak luput dipakai dan memberikan keharuman tersendiri.

Untuk melengkapi penampilan penari, ada selendang kuning yang dikalungkan di leher. Diameternya tidak terlalu lebar dan biasanya terbuat dari kain satin, sehingga ada kesan mengkilap dan mewah.

Selendang tersebut dijadikan sebagai property wajib dalam Tari Gambyong. Selendang akan dipegang oleh penari sesuai dengan gerakan tangan. Kadang dilepas, kadang dipegang. Pastinya dilakkan dengan gerakan yang gemulai.

Gerakan

Gerakan dalam Tari Gambyong ini harus senada dan seirama dengan musik pengirinnya. Di mana gamelan jawa dengan lagu Jawa Pangkur menjadi pasangan khas dari Gambyong ini. Suara alat musik kendang, kenong, gong dan gambang menjadikan kemasan Tari Gambyong ini sangat klasik dan menarik.

Daar gerakan dalam tarian ini sangatlah simple. Menggunakan semua anggota tubuh, mulai dari tangan, kaki, kepala, dan tubuh dengan tempo yang sangat pelan. Lemah lembut banget deh pokoknya, kayak tarian Solo, dan memang Surakarta sangat dekat dengan Solo, dan masih satu provinsi juga.

Gerakan maju beksan, gerakan beksan, dan gerakan mundur beksan adalah tiga gerakan dasar yang sangat mudah dipelajari dalam Tari Gambyong ini. Di mana dominasinya adalah pada gerakan tangan dan kaki.

Ditambah lagi dengan pandangan mati yang harus selalu mengarah pada gerakan tangan. Jadi kalau gerakan tangan ke kanan, kepala dan pandangan mata harus mengikutinya. Pokoknya keren. Jawa klasik banget.

Watak wanita Jawa adalah gambaran yang ingin dimunculkan dalam setiap gerakan penari Tari Gambyong ini. Wanita Jawa yang polos, cantik, sabar, dan pastinya lemah lembut.

Keunikan

Sisi keunikan Tari Gambyong ini terlihat dari semua sisi tarian. Hampir semua komponennya menunjukkan kebudayaan Jawa tengah yang indah. Kain batik khas Surakarta yang dikenakan sebagai kostum, misalnya, adalah bukti kekayaan budaya.

Terlepas dari itu, fungsi dari Tari Gambyong ini juga unik sebelum menjadi tarian hiburan rakyat, karena tarian ini menjadi tarian adat sebelum musim tanama padi tiba.

  1. Memiliki banyak jenis

Tari Gambyong ini memiliki banyak sekali nama, yakni ada Gambyong Campursari, Gambyong Sala Minulya, Gambyong Gambirsawit, Gambyong Pangkur, Gambyong Dewandaru, Gambyong Ayun-ayun, dan Gambyong Mudhatama.

Nama-nama gambyong yang bervariasi tersebut berkembang di luar keratin, karena memang pada awalnya yang dikenal adalah Tari Gambyong Pangkur. Banyaknya nama tersebut didasarkan pada tembang atau lagu Jawa yang mengiringi.

  1. Perwakilan watak wanita Jawa

Keunikan dari Tari Gambyong ini adalah gerakannya yang sangat lemah gemulai. Kalian pun sudah familiar ya dengan tarian yang super gemulai ini. Tahukah kalian kalau keunikan ini adalah symbol watak wanita Jawa.

Wanita Jawa itu dikenal lemah lembut, luwes, sopan, dan sangat sabar. Nah aura wanita Jawa itu kental banget dalam setiap gerakan penari Gambyong ini.

  1. Diiringi gamelan Jawa

Asalnya dari Jawa, makna gerakannya mewakili wanita Jawa, nah ternyata alat musik pengiringnya pun alat musik jawa. Gamelan Jawa mengiringi gerakan penari dengan sangat sempurna, sehingga membuat tarian ini khas banget.

Kendang, gong, kenong merupakan salah tiga dari gamelan Jawa yang mendominasi. Suara alat musik tersebut membaur jadi satu dan sinkron banget dengan alunan tembang atau lagu Jawa.

  1. Tarian sebelum musim tanam padi

Seperti yang sudah di ulas sebelumnya, kalau keunikan dari Tari Gambyong ini adalah digelar dalam upacara adat sebelum mulai menanam padi. Tujuannya adalah agar hasil padi yang ditanam tersebut subur dan menghasilkan panen yang melimpah barokah.

Para penari diibaratkan sebagai Dewi Sri yang memberikan restu kepada rakyat Surakarta untuk mulai menanam padi.

  1. Namanya diambil dari nama seorang Tledek

Seorang penari jalanan ( tledek) yang bernama Sri Gambyong lah yang menarikan Tari Gambyong ini untuk pertama kalinya. Founder gitu deh. Nah yang memberikan nama adalah Sultan Pakubuwono dari Kesultanan Surakarta.

Sri Gambyong menari dengan sangat lemah gemulai dengan tempo musik yang super pelan. Namun hasilnya nggak bikin ngantuk atau bosen, tapi malah membuat setiap mata yang melihatnya menjadi terpesona.

  1. Merupakan tarian tradisional khas Jawa Tengah

Identitas Jawa Tengah kental banget di tarian ini, mulai dari gerakannya sampai dengan lagu/ tembang dan alat musik pengiringnya. Selain itu, kostumnya juga Jawa Tengah banget, yakni Baju Basahan. Tampilan sanggulnya pun juga demikian.

  1. Tarian penyambut

Cocok banget dijadikan tarian penyambut saat ada tamu kenegaraan. Pembawaan gerakan yang kalem membuat hati yang memandang menjadi adem. Pokoknya auranya positif banget.

  1. Selendang kuning

Wah ada apa ya dengan selendang kuning. Ya, ini adalah satu-satunya property yang digunakan dalam menari Gambyong. Selendangnya memang selalu identik dengan warna kuning, yang melambangkan warna padi.

Ya donk, kulit padi kan warnanya kuning dan penari Gambyong adalah wujud peran Dewi Padi yang bertugas menjaga padi dan memberikan kesuburan.

Nggak perlu diragukan lagi tentang ketenaran dari Tari Gambyong ini. Walaupun dianggap sebagai tarian tradisional yang notaben sebagao tariai yang kuno atau tidak kekinian, tetapi pesonanya tetap menggetarkan hati penontonnya.

Tarian Jawa Tengah yang bersejarah dan bermakna mendalam. Tarian yang dianggap sakral karena penarinya adalah wujud apresiasi kepada Dewi Padi yang dilakukan oleh rakyat Surakarta sebelum masa tanam padi tiba.

Terlepas dari itu, Tari Gambyong ini memang tarian yang lembut. Tanpa disadari akan langsung membuat hati meleleh. Capek perjalanan para turis asing nggak akan dirasakan lagi deh pokoknya. Adem banget.

Leave a Comment