Cara Ternak Sapi Perah Agar Hasil Melimpah – Panduan Lengkap Pemula!

Mengawali bisnis ternak sapi perah di Indonesia sebenarnya gampang-gampang susah. Pasalnya, tanah air kita ini beriklim tropis padahal jenis sapi perah yang bagus dan banyak beredar biasanya cocok untuk daerah sub tropis dengan iklim sejuk.

Sebenarnya bisa saja sapi perah dibudidayakan di dataran rendah, tapi tentunya produksi susunya tidak akan maksimal. Alhasil, diperlukan kiat-kiat khusus untuk bisa menyukseskan usaha ternak sapi satu ini.

Selain itu, tujuan usaha sapi perah tentunya adalah untuk mengambil susunya. Maka dari itu, peternak harus mengedepankan sisi sanitasi, mulai dari sanitasi kandang hingga sanitasi sapi itu sendiri. Hal ini tentu berbeda jika beternak sapi potong yang mana hanya berfokus pada proses pembesarannya saja.

Lalu, bagaimana tips atau cara beternak sapi perah agar keuntungan berlipat dan hasilnya berkualitas? Penasaran? Yuk, langsung saja simak ulasannya berikut ini!

Cara Ternak Sapi Perah

Persiapan untuk Ternak Sapi Perah

Peternak harus menyiapkan dan memperhatikan betul kebutuhan-kebutuhan untuk ternak sapi satu ini. Selain kebersihan yang harus selalu senantiasa dijaga, kenyamanan sapi juga harus dipertimbangkan.

Pasalnya, untuk mendapat hasil susu berkualitas dengan jumlah banyak, kondisi sapi harus baik, tidak boleh stress, dan dalam keadaan ternyamannya. Bisa dipastikan semakin nyaman sapi tersebut, maka semakin bagus dan banyak pula produktivitas susunya.

  1.  Persiapan Kandang

Untuk kandang sapi, tinggi yang dianjurkan adalah sekitar 4 sampai 4,5 meter. Sementara itu, kandang juga harus berstruktur kuat, bisa terbuat dari besi, kayu, ataupun bambu asalkan mampu menahan sapi tapi tidak membahayakannya.

Lantai kandang juga harus selalu bersih dan nyaman untuk rebahan sapi. Harap diingat, jangan pernah menggunakan lantai tanah untuk memelihara sapi perah ya.

Selain lantai, hal yang harus diperhatikan di kandang adalah tempat makan dan minumnya. Tempat ini harus didesain sedemikian rupa agar sapi gampang mengaksesnya tapi tentunya tidak terinjak. Pikirkan pula saluran drainase agar kandang senantiasa bersih setiap waktu.

  1. Memilih Bakalan Sapi Perah

Jika kandang sudah disiapkan, maka kamu bisa memilih bakalan ternak. Di Indonesia, jenis yang biasanya digunakan untuk hasil dengan produktivitas tinggi adalah Frisien Holstein (FH).

Sayangnya, bakalan murninya lumayan sulit. Tapi jika kalian tidak bisa menemukan bakalan murni, tenang saja… kalian bisa menggantinya dengan Peranakan Frisien Holstein (PFH). Jenis ini adalah persilangan antara FH dengan sapi betina lokal, bisa dari sapi Jawa atau Madura.

Selain jenis, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam memilih bakalan, yakni kondisi sapi yang sehat, tidak cacat, berkulit mulus, serta bebas parasit.

Usahakan pula kamu mengetahui riwayat bakalan lengkap dengan silsilah turunannya. Pilih pula bakalan yang memiliki mata bening dan tidak kusam.

Selain itu, pilih juga yang matanya tidak berair serta tidak terdapat kotoran. Tidak hanya itu saja, pilih bakalan yang tidak banyak mengeluarkan lendir dari hidung.

Terakhir, pastikan napas bakalan bagus, berkuku bagus, berbentuk tubuh sempurna, tidak memiliki bengkak, dan tidak mengidap mencret.

  1. Atur Peletakan Bakalan di Kandang

Jika bakalan sudah siap, maka selanjutnya tatalah bakalan pada kandang. Tempatkan sapi sedemikian rupa di kandang agar mudah dibersihkan.

Bagi ternak dengan skala kecil, kamu bisa menempatkan sekitar 1-10 ekor yang diletakkan dalam satu baris ke arah yang sama. Namun jika ternakmu termasuk skala besar, maka tentunya penempatannya akan lebih kompleks lagi.

Proses Perawatan Sapi Perah

Agar bisa menghasilkan 1 kg susu berkualitas bagus, maka sapi perlu diberi minum sekitar 4 sampai 5 kg air. Selain itu, air minum memang harus disediakan secara tidak terbatas agar sapi minum sebanyak-banyaknya tanpa terbatas waktu. Namun, berilah air minum dalam tempat yang bersih ya.

Selain minum, pakan juga bisa memicu produktivitas susu. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi, maka pakan yang bagus harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin serta mineral. Sedangkan untuk tipe pakannya sendiri, pakan dibedakan dalam beberapa jenis, yakni :

  1. Pakan Hijauan

Pakan ini biasanya berupa serat. Bisa dari rumput-rumputan, jerami padi, daun kacang tanah, leguminosa, jerami jagung, hingga pucuk tebu. Untuk pakan jenis ini, sapi butuh sekitar 30-50 kg per harinya.

Ukuran tersebut hanya untuk 1 ekor saja ya. Jika tidak sampai 50 kg, tidak masalah asal ukuran pakan sudah mencapai 10% dari bobot tubuh si sapi. Selain itu, pakan hijau sebaiknya diberikan kala siang hari setelah waktu pemerahan.

  1. Pakan Konsentrat

Pakan yang sering disebut penguat ini biasanya berasal dari umbi-umbian dan biji-bijian. Bisa juga dari limbah olahan pertanian, misalnya saja ampas tahu dan bungkil kedelai. Pakan jenis ini bisa kamu berikan sekitar 1 sampai 2% dari bobot si sapi di kala pagi hari sebelum pemerahan.

  1. Pakan Tambahan

Pakan ini biasanya mengandung vitamin, mineral, antibiotik, hingga hormon dan enzim. Asal bahannya bisa dari buatan pabrik. Namun, berilah pakan ini sesuai ukuran yang sudah disediakan pada bungkusnya, jangan sampai berlebihan.

Ukuran-ukuran pakan dan minum diatas dapat kamu berikan pada kondisi sapi normal. Namun jika sapi tengah menyusui, maka berilah pakan dan minum dengan 25% lebih banyak dari biasanya.

Masa Kawin Sapi Perah

Untuk masa kawin, kamu bisa mengawinkan sapi dengan ketentuan dimana sapi betina sudah ciri-ciri sebagai berikut, yakni:

  • nafsu makan menurun,
  • gelisah,
  • sering melenguh,
  • sering menaiki sapi lain, dan
  • vulva tampak merah serta mengeluarkan cairan.

Sedangkan untuk sapi jantan, ciri-cirinya juga hampir sama namun dengan masa birahi yang lebih sering. Jika siklus birahi sapi jantan adalah 2-3 hari, maka siklus birahi sapi betina sekitar 15-18 jam dan terjadi selama 21 hari sekali. Jadi, peternak tidak boleh terlambat mengetahui masa birahi karena masa tunggunya hampir 1 bulan.

Untuk mengawinkan keduanya, bisa dengan cara alami, bisa juga dengan kawin suntik atau inseminasi buatan. Untuk kawin alami, kamu bisa mengawinkan sapi jantan dan betina tanpa bantuan alat. Sapi jantan biasanya dapat mengawini sapi betina hingga 25 sampai 30 ekor banyaknya.

Nah, apabila ternakmu kecil, maka kamu bisa mengawinkan sapi satu kandang saja. Untuk kawin suntik, kamu bisa memasukkan sperma sapi jantan ke dalam vagina sapi betina.

Ada keuntungan yang didapat dari kawin suntik, yakni lebih praktis dan sperma bisa dipilih dari kualitas unggul tanpa perlu membeli sapi jantan.

Masa Menyusui Sapi Perah

Sedangkan untuk masa laktasi alias menyusui, sapi betina biasanya beranak dengan jangka 2,5 tahun. Setelah melahirkan, susu sapi betina bisa diperah setelah 10 bulan dari tanggal melahirkan.

Pasalnya, susu sapi betina di masa awal melahirkan akan berwarna kekuningan dan agak kental karena banyak mengandung kolostrum.

Setelahnya, susu sapi akan keluar dengan jumlah yang fluktuatif, mulai dari volume sedikit hingga semakin hari semakin banyak. Selain itu, peternak tidak perlu kaget jika selama masa laktasi, berat badan sapi betina akan turun-naik. Itu sudah wajar ya guys.

Untuk menjadi perhatian, masa produktif sapi perah ini kurang lebih 7-8 tahun. Jadi, jika sapi perah sudah melebihi usia tersebut akan memasuki masa tidak produktif. Kamu bisa menjualnya sebagai sapi pedaging tentunya.

Proses Pemerahan Susu Sapi

Proses Memerah Susu Sapi via Beritasatu,com

Dari semua langkah ternak sapi perah yang sudah dijabarkan di atas, proses ini tentu yang kamu tunggu-tunggu, ya, memarah susu, susu sapi tentunya 😀

Kamu bisa mengambil susu sapi ini 2 kali sehari dengan durasi kurang lebih sekitar 5-7 menit saja saat proses pemerahan.

Agar proses pemerahan bisa berjalan dengan lancar dan menghasilkan susu yang optimal, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, berikut ini diantaranya:

  • Pertama, kandang sapi serta peralatan yang kamu gunakan harus steril dan bersih.
  • Sebelum diperah, sebaiknya sapi kamu bersihkan terlebih dahulu, jangan sampai ada kotoran yang nempel pada sapimu, apalagi pada bagian belakang.
  • Selain sapinya, kamu juga harus bersih, jangan sampai susu yang kamu perah malah berbau karena susu sapi yang kita perah ini ternyata mudah menyerap bau-bauan.
  • Terakhir, ambing susu harus kamu cuci dengan air hangat terlebih dahulu sebelum kamu peras untuk meminimalisir pencemaran oleh bakteri.

Bagaimana? Kamu sudah tidak sabar untuk menerapkan prinsip-prinsip ternak sapi perah yang sudah kami ulas di atas? Semoga usaha ternak sapimu bisa berjalan lancar dan menghasilkan susu berkualitas dan berlimpah.

Leave a Comment