Sebagai warga yang tinggal di negara agraris, wajar saja jika suatu waktu kita mempertanyakan bagaimana cara menanam padi. Padi memang menjadi makanan pokok bagi orang Indonesia, dan untungnya kita bisa memproduksinya sendiri.
Banyaknya area sawah yang masih ada di sekitar kita membuat kita seharusnya lebih bersyukur. Namun, bagaimana bila Anda juga terinspirasi untuk menanam padi?
Tidak ada salahnya, Anda bisa menggunakan lahan yang telah Anda miliki menjadi lahan sawah. Lebih bagus lagi jika memang sudah ada lahan sawah yang bisa digarap, proses penanaman padi menjadi lebih mudah dan praktis.
Supaya Anda bisa segera mempraktekkan cara penanaman padi, maka berikut akan dibahas satu per satu langkahnya. Mulai dari mengolah tanah hingga memanen.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah sawah sengaja dilakukan supaya membuat tanah bisa bekerja dengan baik untuk ditanami padi sampai masa panennya. Siapa saja yang akan menanam sawah tidak boleh meninggalkan langkah ini.
Prinsip utama dari langkah ini adalah untuk membuat tanah yang tadinya keras menjadi lunak, hal ini tujuannya tak lain supaya padi mudah ditanam. Melalui pengolahan tanah juga, tanaman atau gulma bisa berubah menjadi humus.
Perbaikan pematang juga dilakukan.
Cara menanam padi dari segi pengolahan tanah dilakukan dengan langkah berikut ini.
Memperbaiki Pematang
Mungkin sebelumnya sudah ada pematang dan terlihat masih bisa digunakan. Namun, supaya tanah benar-benar baik untuk ditanami dan bisa hemat air nantinya, perbaikan kembali pematang perlu dilakukan.
Fungsi dari pematang itu sendiri adalah untuk menahan air supaya tidak keluar-keluar. Pematang yang baik juga bisa membuat hemat air.
Kata ‘memperbaiki’ disini berarti membentuk ulang supaya benar-benar terbentuk dan dibersihkan dari gulma atau rumput-rumput.
Mencangkul
Setelah diperbaiki, setiap sudut pematang (yang bagian dalam) dicangkul. Tujuannya adalah supaya bajak atau traktor bisa bekerja dengan baik.
Membajak
Selanjutnya adalah membajak yang disertai menggaru. Hal ini dilakukan supaya tanah semakin baik (semakin seperti lumpur) supaya lebih mudah ditanam padi.
Pemilihan Benih Padi Unggul
Tentu saja memilih benih yang unggul merupakan salah satu cara menanam padi. Tanpa benih unggul, rasanya tidak ada harapan untuk mendapatkan hasil padi atau panen yang maksimal.
Supaya benih yang Anda tanam nanti adalah benih unggul dan hasil panen sempurna, maka ikuti saja petunjuk mendapatkannya berikut.
Menyiapkan Alat dan Bahan
Untuk menemukan benih yang unggul memang Anda akan disuruh menyiapkan beberapa alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang dimaksud antara lain telur, air, garam, baskom (wadah), dan calon benih.
Membuat Telur Mengambang
Air dimasukkan ke dalam wadah, kemudian masukkan telur ke dalamnya. Telur yang normal atau baik pasti akan tenggelam. Apakah telur Anda saat itu tenggelam? Jika iya, maka lanjut ke langkah selanjutnya.
Tuangkan garam dengan jumlah yang random dan aduk supaya menjadi satu dengan air. Apakah telur sudah mengambang? Jika belum, maka terus tambahkan dan aduk garam di dalam wadah tersebut sampai telur mengambang.
Masukkan Benih
Jika telur sudah mengambang, maka air siap memilih benih mana yang unggul. Masukkan benih ke dalam wadah dan lihat apa yang terjadi.
Pilihlah benih yang tenggelam, itulah benih yang unggul. Sebab, benih yang mengambang adalah benih yang retak atau hampa. Jangan lupa saat memasukkan benih ke dalam wadah, terlebih dahulu telur dikeluarkan.
Persemaian Padi
Benih tanaman lain boleh jadi hanya ‘dimasukkan’ ke dalam tanah saja ketika disemai, namun tidak untuk menyemai padi. Tanah harus benar-benar dipersiapkan supaya memberikan hasil yang baik.
Hal ini sudah terjamin, bahwasanya persemaian padi yang baik akan memberikan hasil atau panen yang baik pula. Karenanya, menyemai benih padi sebaiknya tidak sembarangan.
Sebelum benih disemai, terlebih dahulu tanah diberi pupuk. Pupuk yang digunakan pupuk padat organik dan pupuk cair. Pupuk padat diberikan terlebih dahulu, baru yang cair.
Namun sebelum diberi pupuk, dibuat dulu sebuah bedengan dengan ukuran yang telah ditentukan. Ukuran terbaik bedengan adalah memiliki tinggi kurang lebih 10 sentimeter dengan lebar 100 sampai 150 sentimeter.
Setelah bedengan dibuat dan pupuk diberikan, baru tentukan waktu untuk menyemai benih. Bisa disemai sebelum musim hujan (25 sampai 30 hari sebelum musim hujan), juga bisa disemai saat musim kemarau.
Cara Menanam Padi
Masuklah pembahasan ke cara menanam padi, berikut satu per satu caranya.
Memastikan Bibit Sudah Siap Ditanam
Supaya penanaman padi lebih maksimal maka Anda harus memastikan bibit yang ditanam sudah benar-benar siap. Bibit yang baik untuk ditanam adalah yang usianya masih muda.
Adapun ciri dari bibit yang masih muda adalah memiliki dua sampai tiga helai daun. Sedangkan jika bicara soal usia, bibit padi yang muda berusia kurang dari dua minggu. Usia paling optimal adalah usia 12 hari.
Menanam Padi
Lubang-lubang tanah dibuat untuk menanam padi ini. Anda bisa memilih menggunakan sistem tunggal atau ganda. Jika sistem tunggal maka satu lubang untuk satu bibit, sistem ganda berarti satu lubang untuk dua bibit.
Memasukkan Padi
Mungkin Anda juga bertanya-tanya bagaimana posisi bibit dengan benar supaya bisa tumbuh. Wajar saja, sebab saat mempraktekkannya di lapangan hal ini memang membingungkan.
Saat memasukkan bibit ke lubang, pastikan kedalaman bibit sekitar 1 sampai 15 sentimeter saja, jangan lebih dalam dari itu. Perakaran dibentuk seperti huruf ‘L’ supaya akar bisa tumbuh dengan baik.
Penyiangan Lahan Padi
Cara menanam padi selanjutnya adalah dengan penyiangan lahan. Penyiangan terkadang dianggap cukup opsional, karenanya ada petani yang aktif menyiangi lahan namun ada juga yang jarang melakukannya.
Penyiangan lahan sendiri adalah membersihkan lahan sawah dari gulma, rumput, atau tanaman pengganggu.
Melakukan penyiangan dengan benar dirasa penting bagi banyak petani.
Adapun penyiangan ini dilakukan ketika usia sawah sudah mencapai tiga minggu. Pengulangan yang disarankan untuk melakukan penyiangan lahan kembali adalah setiap tiga minggu sekali.
Caranya pun mudah, Anda hanya perlu mencabut tanaman pengganggu seperti yang telah disebutkan di atas.
Namun jika sulit, Anda bisa menggunakan alat bantu gasrok.
Pemupukan Padi
Pemberian pupuk sendiri juga ada tahapannya. Supaya lebih jelas, berikut telah dibuat listing urutan atau panduan pemupukan.
Usia 7 Sampai 15 Hari
Saat area sawah mencapai usia ini Anda harus melakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan adalah TSP dan pupuk urea. Adapun dosis yang disarankan adalah 100 banding 50 kilogram/hektar.
Usia 25 Sampai 30 Hari
Pupuk yang digunakan sudah bukan lagi TSP dan urea, melainkan urea dan phonska. Urea diberikan sebanyak 50 kilogram/ha dan 100 kilogram/ha untuk phonska.
Usia 40 Sampai 45 Hari
Pupuk urea dan Za diberikan dengan perbandingan 50:50 untuk setiap kilogram per hektar.
Solusi Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit bisa dipastikan sangat membingungkan mereka yang masih pemula di dunia persawahan.
Langkah apapun sebenarnya bisa diambil baik untuk mengantisipasi atau untuk menghilangkan.
Hama yang dimaksud disini adalah tikus, burung, lembing, orong-orong, hingga belalang. Hama-hama ini bisa memberi penyakit pada padi. Cara yang salah namun masih ada yang memilikinya adalah memberantasnya dengan memberikan pestisida.
Sedangkan cara yang paling disarankan adalah dengan memiarkannya. Sebab dalam area sawah ada kemungkinan besar akan dijadikan habitat ular. Ular dalam sawah justru jangan diambil.
Ular justru akan memberantas hama yang ada di sawah. Lagipula, jika mereka tidak diganggu mereka juga tidak akan mengganggu manusia.
Masa Panen
Dalam teori menanam padi memang ada usia padi yang siap dipanen. Namun sayangnya terkadang teori tidak bisa sama dengan praktek. Ada ciri-ciri padi yang bisa dinyatakan siap untuk dipanen.
Ciri tersebut adalah apabila gabah sudah berubah warna menjadi kuning. Selain gabah, Anda juga bisa memperhatikan buah padi. Jika buah padi sudah merunduk, maka bisa dikatakan siap dipanen. Sebab, padi yang menunduk artinya di dalamnya sudah terisi beras.
Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk memanen padi, antara lain striper atau sabit bergerigi. Setelah disabit, sebaiknya padi langsung dirontokkan. Karenanya, jangan lupa membawa tikar atau alas supaya padi tidak kotor dan bisa menjadi satu.
Alas yang dipilih bisa berbahan apa saja. Hanya saja pastikan bahannya tidak sobek atau rusak jika terkena air dan kuat menjadi wadah padi ketika perjalanan pulang nanti.
Mulai dari mengolah lahan supaya siap ditanami padi, hingga memanen yang memberikan Anda hasil sebaik proses yang telah Anda lewati. Ternyata cukup mudah bukan cara menanam padi? Setelahnya bisa segera Anda praktekkan cara di atas.