Budidaya Caisim – Ada berbagai sayuran jenis Sawi yang cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia, yakni mulai dari Sawi Putih, Sawi Keriting, Sawi Huma, hingga Sawi Hijau. Selain itu, ternyata Sawi juga ada yang bernama Sawi Cina atau bisa juga disebut Caisim.
Nah, apakah kalian pernah mendengar jenis Sawi satu ini sebagai bahan memasak? Tentunya pernah ya. Pasalnya, Sawi satu ini juga dikenal dengan nama Sawi Bakso yang mana sering diolah ke dalam berbagai masakan, khususnya untuk campuran bakso dan mie ayam.
Caisim sendiri sudah banyak dijual di berbagai tempat, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket. Bagi kamu yang belum pernah melihat atau belum bisa membedakan Caisim dengan jenis Sawi lainnya, kamu cukup memeriksa panjang tangkai daunnya saja.
Caisim umumnya bertangkai panjang dan berdaun lebar dengan warna putih kehijau-hijauan. Tidak hanya laris menjadi konsumsi, Caisim juga laris untuk komoditi.
Tanaman satu ini bisa dibudidayakan di berbagai tempat dengan kualitas terbaik tentu saja kala ditanam di dataran tinggi, sekitar 5 – 1.200 meter di atas permukaan laut.
Pasalnya, Caisim akan tumbuh lebih cepat jika di daerah lembab. Budidaya caisim juga tergolong mudah lantaran Sawi jenis ini bisa tahan terhadap air hujan dan dapat ditanam di sepanjang tahun.
Panduan Cara Budidaya Caisim
Nah, kira-kira tips apalagi yang bisa digunakan menanam Caisim agar tumbuh dengan baik? Lalu, bagaimana teknik yang benar dalam menanam Sawi Bakso satu ini? Daripada penasaran, yuk langsung saja ikuti ulasannya!
Persiapan Benih
Seperti budidaya pada tanaman lainnya, pembenihan tentunya menjadi faktor awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Benih tanaman satu ini bentuknya agak bulat, keras, kecil, dengan warna hitam dan permukaan yang licin serta mengkilap.
Tentunya, benih yang dipilih haruslah memenuhi standar tersebut agar bisa dikatakan berkualitas sebelum dipilih menjadi bibit. Selain itu, pastikan pula kemasan benih terbuat dari aluminium foil dan berbentuk utuh.
Tidak hanya itu, pastikan juga benih Caisim yang akan digunakan berumur lebih dari 70 hari dan disimpan tidak lebih dari 3 tahun. Sebagai perbandingan ukuran, kita akan membutuhkan benih sebanyak 750 gram untuk lahan per hektarnya.
Penyemaian
Jika kita sudah memiliki benih yang bagus, langkah selanjutnya yang mesti anda lakukan adalah menyemai benih tersebut.
Anda bisa menyemai benih tersebut pada tempat khusus penyemaian yang terbuat dari tanah yang khusus untuk penyemaian. Anda bisa menambahkan pupuk kandang ke dalam tanah khusus penyemaian ini. Tanah yang anda gunakan sebaiknya yang subur, misal tanah bekas pembakaran.
Lamanya proses penyemaian sendiri sebaiknya dilakukan kurang lebih sekitar dua minggu agar benih sawit tersebut matang untuk ditanam.
Persiapan Lahan Budidaya Caisin
Nah, barulah setelah benih siap, kita bisa menyiapkan lahan yang akan ditanami Caisim. Pastikan lahan dalam kondisi bersih dari berbagai macam gangguan, mulai dari gulma hingga rumput liar.
Pastikan juga tanah gembur. Namun harap diingat, meski Caisim tahan air, tapi kekurangannnya Sawi Bakso ini tidak bisa hidup di tanah dengan air yang menggenang.
Jadi, ada baiknya kamu menanam ini di akhir musim hujan dengan kondisi tanah humus cukup dan kadar pH antara 6 sampai 7. Jika sudah, maka langkah-langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah :
Membuat Bedengan
Mulailah dengan membuat bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dan tinggi sekitar 25-30 cm saja. Antara satu bedengan dengan bedengan yang lain berilah jarak dengan membuat parit selebar 40 cm.
Menebar Pupuk
Jika bedengan sudah selesai, maka mulailah menabur pupuk pada tanah. Kamu bisa memilih antara pupuk organik atau pupuk kandang. Taburkan pupuk di atas bedengan dengan ukuran sekitar 100 kg untuk per hektarnya. Jangan lupa aduk hingga rata dan biarkan selama 5 hari sebelum lahan mulai kamu tanami.
Menstabilkan Kadar Keasaman Tanah
Seperti yang sudah disebutkan, Caisim dapat tumbuh di tanah dengan pH sekitar 6-7 saja. Maka dari itu, mengukur kadar asam dan menstabilkannya sangat perlu dilakukan. Bagi tanah dengan kadar pH yang terlalu rendah alias bersifat asam, maka kamu bisa melakukan pengapuran.
Hal ini bertujuan untuk menaikkan sifat basa dalam tanah dan menetralkan derajat keasaman. Lakukan pengapuran sekitar 2 sampai 4 minggu sebelum masuk proses tanam. Sebagai referensi saja, jenis kapur yang bisa kamu pakai dalam proses ini adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
Nah, setelah proses pengolahan tanah selesai, kamu sudah bisa mulai melakukan pembibitan benih. Kamu juga bisa melakukan proses ini bersamaan dengan pengolahan tanah agar efisiensi waktu tercipta.
Selain itu, benih diharapkan dapat lebih cepat beradaptasi pada calon lingkungannya. Untuk proses pembibitan, kamu butuh bedengan dengan ukuran lebar sekitar 80 – 120 cm dan panjang 1 – 3 meter serta tinggi sekitar 20 – 30 cm. jika sudah, mulailah dengan menaburkan pupuk kandang plus 20 gram urea, 7.5 gram Kcl, serta 10 gram TSP ke atas bedengan yang dipakai untuk pembibitan.
Lakukan ini tepat dua minggu sebelum benih ditaburkan. Agar bibit berakhir dengan hasil baik, tutupilaj benih dengan tanah setebal 1 – 2 cm sebelum disiram dengan sprayer.
Barulah jika semuanya sudah dilakukan, kamu bisa memulai proses tanam. Jangan lupa, perhatikan jarak tanam dalam bedengan serta pindahkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati. Harap diingat dan tidak boleh terlewat, usahakan ukuran lubang tanam adalah 4 sampai 8 cm dikali 6 sampai 10 cm.
Perawatan Budidaya Caisim
Peliharalah Caisim yang kamu budidayakan dengan baik. Untuk perawatannya, kamu bisa mengikuti langkah-langkah dibawah ini, yakni :
Penyiraman
Senantiasa perhatikan proses penyiraman ya guys. Pasalnya, penyiraman bukan tergantung seberapa sering kamu melakukan, tapi malah tergantung pada musim yang sedang berjalan.
Jadi maksudnya, jika kamu menanam Caisim pada musim penghujan, tentunya air yang ditampung tanah sudah berlebih. Maka dari itu, kamu tidak perlu melakukan penyiraman.
Malah, kamu harus mengurangi kadar air yang ditampungnya. Tapi sebaliknya, jika kamu menanam Caisim pada musim kemarau, maka tentunya air yang didapat secara alami masihlah kurang.
Oleh karena itu, kamu harus senantiasa menyirami tanaman. Sedangkan apabila kamu menanam Caisim pada cuaca normal, maka kamu bisa melakukan penyiraman dengan intensitas sehari sekali saja.
Penjarangan dan Penyulaman
Pada masa pemeliharaan, penjarangan dan penyulaman masih harus dilakukan lho. kamu bisa mulai dengan mencabuti gulma dan tanaman liar lainnya. Cabut pula tanaman yang tumbuh terlalu rapat, rusak, atau bahkan mati.
Lakukan penjarangan sekitar 2 minggu setelah masa tanam dan lakukan penyulaman sekitar 2 – 4 kali selama proses tanam berlangsung. Harap diingat, jangan melakukannya asal-asalan, namun sesuaikan dengan keberadaan gulma dalam bedengan.
Dalam proses ini, jangan lupa untuk melakukan pemupukan tambahan, tepatnya 3 minggu dari masa tanam dengan penambahan sekitar 20 kg urea pada setiap hektarnya.
Panen dan Pasca Panen
Kamu bisa mulai memanen Caisim setelah 20 hari sejak bibit dipindah dari lahan penyemaian. Dengan kata lain jika kamu menghitungnya sejak awal, maka kamu bisa mulai panen setelah masa 40 hari dengan prediksi paling lama sekitar 70 hari.
Untuk pemanenan, kamu bisa melakukannya dengan dua cara, yakni bisa dengan memotong pangkal batang atau mencabut seluruh tanaman plus akar. Harap diingat, jangan sampai terlambat memanen karena nantinya Caisim bisa cepat berbunga.
Demikian ulasan mengenai cara budidaya Caisim yang baik dan benar yang bisa kami ulas untuk anda. Semoga bermanfaat!