Siapa yang belum kenal dengan Tari Piring ? Kayaknya nggak ada deh. Soalnya untuk memperkenalkannya ke generasi muda pun mudah banget. Asal busananya pakai pakaian adat Sumatera Barat dan membawa properti piring saat menari, maka sudah jelas kalau tarian tersebut bernama Tari Piring.
Tarian asal Sumatera Barat ini pun nggak pernah bikin bosen penontonnya. Di setiap pentasnya selalu saja berhasil memukau para penonton. Padahal sebenarnya Tari Piring ini sama dengan tarian-tarian adat yang lainnya. Namun keunikan lah yang membuatnya berbeda.
Kalian bayangin aja, para penari sagat lihai memainkan piring di telapak tangannya sambil berlari lenggak-lenggok. Dan notabene ritme Tari Piring ini adalah ritme yang cepat dengan lagu yang bertempo cepat pula. Kalau orang awam pasti dah jatuh ya piringnya. Hehe.
Itulah salah satu bukti keindahan budaya Indonesia di Pulau Sumatra. Sumatra memiliki banyak provinsi dengan kebudayaan daerahnya masing-masing. Ada sejarah dan makna di dalam Tari Piring ini yang perlu digali.
Sejarah Tari Piring
Usut punya usut, sebenarnya pada jaman dulu Tari Piring ini dipentaskan secara rutin yang dipersembahkan kepada para dewa. Masyarakat Solok, salah satu daerah di Sumatera Barat, menarikan tarin daerah ini untuk menunjukkan rasa syukur akan hasil panen yang melimpah.
Usia Tari Piring ini sudah berabad-abad lamany, karena menurut sejarah, sudah ada sejak tahun 800 Sebelum Masehi. Kalian belum lahir, bahkan ibu bapak pun belum. Hehe.
Nah, karena tujuan ritual rasa syukur tersebutlah para penari memakai piring sebagai propertinya. Dan juga perlu kalian ketahuia kalau piring yang dibawa kanan kiri itu bukan piring kosong lho ya kayak Tari Piring yang kalian ketahui saat ini. Melainkan ada isinya, yang disesuaikan dengan apa saja jenis hasil panen daerah tersebut.
Bisa bayangin kan gimana cara nari ya kalau properti piring yang digunakan didalamnya ada makanan. Permukaan piring yang lapang, tanpa pembatas yang tinggi seperti mangkok pasti sangat rawan membuat makanan jatuh, kecuali jika yang dibawa adalah bubur. Hehe. Tapi bukan bubur lho yang dibawa, kan hasil panen. Jadi bisa berupa buah, sayur, atau yg lainnya.
Lalu, berkembanglah terus Tari Piring ini sampai di jaman kerajaan Sriwijaya yang saat itu menjadi kerajaan terbesar di Sumatera. Tarian ini sering ditampilkan di istana untuk menyambut tamu atau menghibur raja.
Selanjutnya di abad 16, bersamaan dengan kalahnya Kerajaan Sriwijaya oleh Majapahit Tari Piring tidak berduka, justru semakin banyak dikenal di seluruh penjuru Sumatra, karena dibawa oleh orang Sriwijaya yang melarikan diri dari keruntuhan kerajaan.
Alhasil, Tari Piring pun tersebar di Suku Minangkabau juga dengan pengaruh Melayu yang juga kental. Namun saat sudah ada pengaruh perkembangan Agama Islam, tarian ini tidak boleh lagi digunakan untuk ritual, melainkan sebagai tari hiburan.
Makna Tari Piring
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya kalau properti piring yang digunakan oleh Tari Piring ini adalah tempat untuk menaruh makanan hasil panen, maka pengaruhnya terhadap makna Tari Piring ini adalah untuk ucapan rasa syukur.
Semua yang dilakukan oleh manusia adalah karunia Tuhan, sehingga mereka wajib berterima kasih. Namun sayangnya saat itu, mereka belum mengenal Tuhan, Animisme, sehingga mereka mempersembahkan tarian ritual ini untuk para dewa.
Busana yang di Gunakan
kalian pasti sudah nggak asing dengan busana yang dipakai oleh para penari Tari Piring. Bisa dibilang sama dengan baju adat khas Sumatera Barat. Dan memang iya. Untuk wanita memakai baju kurung dan untuk pria menggunakain kain sebagai lapisan luar celananya.
Adapun dua jenis kostum pada tarian ini memang dipilah-pilah, karena memang ada kostum untuk penari wanita dan kostum untuk penari wanita.
Kostum penari wanita
Para wanita Sumatera Barat memang sudah terkenal dengan kecantikannya yang alami. Ditambah lagi saat menari Tari Piring ini, mereka cantik banget dengan balutan Baju Kurung dan selendang songketnya.
Bahkan mereka juga dipercantik dengan penutup kepala yang bentuknya seperti tanduk, namanya penutup kepalayang. Penutup kepala ini diberi nama tikuluak tanduak balapak. Khas banget pokoknya.
Manik-manik pun nggak lupa mereka pakai sebagai pelengkap penampilan, sehingga menyatu banget sama nuansa baju mereka yang sudah kuning keemasan.
Kostum penari pria
Mereka mengenakan pakaian khas Sumatera Barat yang lengkap dengan topi lancip dan kain luaran celana. Nama kostum mereka adalah Rang Mudo. Model bajunya sama, yakni lengan panjang dengan motif hiasan benang renda emas.
Dalam rangkaian pakaian Rang Mudo, ada Besaran Gelombang sebagai sebutan untuk celana penari pria. Sama seperti pakaian Sumatera pada umumnya, model celananya pun juga kombor. Warnanya pun juga sama merahnya dengan warna pakaiannya.
Ada lagi rangkaian aksesoris yang digunakan oleh penari pria, yakni ikat pinggang yang bernama Sisampek. Kemudian ada cawek yang merupakan nama dari kain yang menjadi bagian luar dari celana Besaran Gelombang.
Property Tari Piring
Hehe, mudah banget ya kalau bicara tentang Property Tari Piring, soalnya jelas banget kalau property dari tari ini adalah piring. Itu tu alat buat makan. Semua penari menggunakan property ini, baik penari pria maupun wanita.
Gerakan Dasar
Namanya saja Tari Piring, maka gerakannya akan selalu berhubungan dengan piring. Gimana caranya berlenggak-lenggok tanpa membuat piring terlepas dari tangan. Itu aja sih esensinya.
Para penari akan memulai tarian ini dengan mengepaskan posisi piring di tangannya. Kalau nggak tahu tekniknya, tahap persiapan ini bakalan memakan waktu sangat lama dan belum tentu si piring akan betah di tangan.
Untuk menjaga keseimbangan biar piring nggk jatuh, maka penari harus lihai dalam bergerak sesuai dengan koreo yang ditentukan. Tapi nggak terlihat ekspresi takut piring jatuh lho ya, hehe.
Para penari tetap bergerak dengan luwes sesuai dengan tempo iringan music. Mereka all out banget dan memang sudah sangat professional. Makanya untuk belajar Tari Piring itu butuh ketelatenan.
Pada gerakan dasar Tari Piring tersebut, ada gerakan-gerakan turunan yang dilakukan, yakni menirukan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari gerakan mencabut tanaman atau rumput, mencangkul, membuang sampah, menyemai benih, menanam tanaman, dan banyak lagi yang lainnya.
Gerakan-gerakan penari Tari Piring ini memang sesuai banget dengan maknanya, yakni terlihat dari macam-macam gerakan menanam, merawat, dan memanen. Hal tersebut dilakukan oleh penari dengan rangkaian gerakan yang indah.
Keunikan Tari Piring:
Tari Piring bukan tarian daerah biasa. Makna yang ingin disampaikan lewat gerak dan lagunya menghasilkan keunikan tersendiri. Ya, jelas unik soalnya nari sambil bawa piring.
Eits ngga berhenti sampai di situs aja lho ya keunikan Tari Piring ini. Kalian wajib tahu dan membuka mata dengan mendalami tentang seluk beluk Tari Piring ini. Walaupun bukan orang umbar, tapi kalian adalah Bangsa Indonesia. Tari Piring milik Indonesia.
Berikut adalah beberapa keunikan Tari Piring yang harus kalian ketahui :
Penarinya ganjil
Jumlah penari yang menarikan Tari Piring ini tidak boleh sembarangan jumlahnya. Maksimal adalah 7 orang. Jumlahnya harus ganjil. Minimal 3 orang. Jadi, pilihannya bisa 3 orang, 5 orang, atau 7 orang. Wajib ganjil.
Percaya nggak percaya ini kaitannya dengan ilmu mistis lho. Kayak orang Jawa yang percaya kalau untuk ritual harus ganjil. Serba ganjil. Tari Piring pun juga masih seperti itu hingga sekarang ini.
Piring istimewa
Kalau untuk makan kan biasanya pakai piring plastik, piring keramik biasa, atau piring kaca. Ternyata oh ternyata piring-piring tersebut nggak bisa langsung digunakan sebagai properti Tari Piring.
Di mana jenis piring yang dipakai adalah piring yang terbuat dari porselen. Piring porselen dari China, itulah yang paling disarankan untuk dipakai. Alasannya simple, yakni karena nilai estetikanya yang tinggi.
Ada Saluang dan Talempong
Alat musik yang mengiringi Tari Piring ini pun alat musik khusus. Di mana Saluang dan Talempong adalah dua jenis alat musik khas dari Minangkabau yang tidak pernah absen untuk mengiringi sajian Tari Piring.
Kalau nggak ada kedua alat musik tersebut, maka akan ada yang kurang dalam sajian Tari Piring. Inilah keunikan dan keistimewaan dari Tari Piring yang mengusung budaya daerah Sumatra Barat.
Banyak alat music
Ternyata bukan hanya Saluang dan Talempong saja yang mejadi alat music yang mengiringi Tari Piring ini. Ada Rebana dan gong yang siap mengiringi. Semuanya dipukul dengan nada yang selaras.
Lagu khusus
Sama seperti jenis tarian daerah yang lainnya, Tari Piring ini pun juga diiringi oleh lagu khusus. Di mana ada 2 buah lagu yang wajib ada, yakni lagu Takhi Pinghing Khua Belas dan lagu Takhian Sai Tiusung.
Piring nggak pernah jatuh
Nah ini ni keunikan dari Tari Piring ini. Nggak akan jatuh walaupun diayunkan dengan tempo yang cepat. Padahal saat kalian mengayunkan piring sudah takut jatuh. Nah ini para penari bahkan sampai menggerakkan seluruh badan pun piring tetap aman di tangan.
Busana bernuansa merah dan kuning keemasan
Bisa dibayangkan kemewahan busana yang dipakai oleh para penari. Ya, memang mewah, karena paduan warna kostumnya yang sangat pas. Padahal jenis kostumnya adalah termasuk dalam pakaian adat Sumatra Barat.
Suara dentingan
Ada hal menarik saat pertunjukkan Tari Piring ini berlangsung, karena ada suara dentingan yang terdengar. Di mana suara tersebut dihasilkan oleh sentuhan antara cincin dan property tari.
Para penari mengenakan aksesoris cincin di kedua tangannya. Nah saat piring sudah di tangan, maka saat menari, ada sentuhan antara keduanya. Alhasil, suaranya menyerupai dentingan.
Eh, nggak mengganggu lho ya suara ini, justru sangat unik kedengarannya, karena penari nggak begitu saja menghasilkan dentingan ini. Ada teorinya, sehingga menimbulkan efek estetiknya juga.
Melempar piring
Tandanya pertunjukkan Tari Piring ini sudah selesai. Bagi yang baru sekali menontong tari daerah ini maka akan kaget saat para penari melempar piring di akhir pertunjukkan. Jangan dikira mereka marah dan ngamuk ya, hehe.
Gerakan melempar piring ini adalah gerakan wajib yang harus dilakukan saat akhir pertunjukkan. Kalian nggak perlu takut. Toh piring juga nggak akan pecah karena terbuat dari porselen. Namun keseringan juga pecah itu piringnya.
Efek keunikan ini adalah untuk memberikan kejutan kepada penonton agar nggak bosan walaupun sudah pernah menonton pertunjukkan Tari Piring sebelumnya.
Menari di atas pecahan piring
Setelah melempar piring dilakukan di akhir sesi pertunjukkan Tari Piring, bukan berarti tarian selesai lho ya. Para penari masih akan beratraksi dengan berjalan di atas pecahan piring. Wah kayak pertunjukka debus ya. Hehe.
Hiiii… Geli banget rasanya di kaki. Bisa dong kalian bayangkan gimana berjalan di atas pecahan piring yang notabene tajam banget.
Tapi para penari Tari Piring ini memang hebat dan sudah kebal. Selain mereka memiliki keahlian menari, mereka juga belajar tenaga dalam, sehingga mereka lihai berjalan di atas pecahan piring.
Tari Piring ini memang sangat unik. Kalian bisa melihatnya di Solok, Padang, atau di Minangkabau. Bahkan saat mendengar Sumatera Barat, maka image sebagai provinsi asal Tari Piring sudah sangat kental. Jadi, ingat Sumbar, maka ingat Tari Piring.
Adapun maka dari Tari Piring ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelimpahan panen yang didapatkan. Dalam satu kali pertunjukkan, ada sekitar 12 gerakan tari yang ditampilkan.
Tari Piring ini adalah kebudayaan asli Sumatra Barat yang sangat indah. Antar wirama dan wirasa penari dan Tari Piring sangatlah menyatu. Tempo yang cepat karena iringan alat music khas mampu diimbangi oleh para penari yang di kedua telapak tangannya harus memegang piring.
Tari Piring patut dilestarikan dan dibanggakan di kancah internasional agar semakin dikenal. Indonesia itu indah dan juga kaya.