Kalau mendengar kata Malauku, apa yang kalian ingat? Kalau penulis langsung ingat suara mereka yang merdu dengan balutan pakaian adat Maluku yang khas. Baju Cele menjadi salah satu pakaian adat kebanggaannya.
Orang Maluku suka menari juga lho. Mereka membutuhkan pakaian adat yang simple sehingga nggak membatasi ruang gerak. Makanya ada lagi nama pakaian adat Maluku yang bernama Nona Rok.
Pakaian adat Maluku yang sederhana ini memberikan keindahan dan keunikan budaya Maluku.
Berikut ada 9 pakaian adat Maluku yang perlu kalian ketahui. Dipilah jadi dua langsung, yakni untuk pria dan wanita.
Pakaian Adat Maluku untuk Pria
Baju cele
Baju ini sebenarnya adalah nama baju couple, karena juga dipakai oleh wanita Maluku. Di mana biasanya mereka memakai baju ini saat pesta pernikahan. Baju Cele ini menggunakan kain khusus yang bernama kain Salele.
Ciri khas baju Cele untuk pria Maluku ini adalah setelan kemeja atau baju dengan jas yang berwarna merah lengkap dengan bordir keemasan. Bajunya dipakai di bagian dalam sebelum memakai jas.
Warna kemeja yang dipakai pada baju Cele ini adalah warna putih. Ada juga yang berwarna hitam. Namun kebanyakan menggunakan warna putih. Klop dengan merahnya warna jas, sehingga sesuai dengan warna bendera Indonesia.
Baju Cele pria ini juga menggunakan sabuk atau ikat pinggang yang terbuat dari kain Salele. Kemudian dilengkapi dengan sepatu kulit pantofel, namun tanpa menggunakan tutup kepala atau songkok atau kopyah.
Kemeja Baniang
Namanya juga kemeja, bentuknya pasti ya kayak kemeja ya. Ada kerah, lengan panjang atau pendek, serta ada kancingnya. Namun khusus untuk kemeja baniang ini, memiliki keunikan tersendiri sebagai pakaian adat Maluku.
Keunikan kemeja Baniang ini adalah terletak pada warna dan model kerahnya. Warna dari kemeja Baniang ini adalah putih, sehingga kalian bisa menyebutnya dengan kemeja Baniang Putih.
Untuk model kerahnya, kemeja Baniang Putih ini tidak menggunakan kerah geometris, melainkan kerah melingkar. Sama seperti kemeja yang dipakai oleh pengantin pria Maluku.
Kemeja Baniang ini langsung digunakan begitu saja dengan paduan jas berwarna hitam. Nggak seperti jas merah di model pakaian adat Maluku untuk pengantin pria sebelumnya. Inilah yang membedakan penampilan pakaian adat Maluku tersebut.
Namun pemakaian ikat pinggang masih dilakukan. Sesuai dengan warna jasnya yang hitam, maka ikat pinggang atau sabuknya juga berwarna hitam. Sangat simple dan siap menghadari berbagai macam acara adat Maluku. Persis kayak yang dipakai orang Ambon.
Manteren Lamo atau Baju Sultan
Masih ingat kan kalian dengan raja-raja atau sultan-sultan yang pernah eksis dengan kerajaannya di Maluku? Ya, coba ingat-ingat pakaian para sultan tersebut, maka kalian bakalan mengakui kalau pakaian itu kini menjadi pakaian adat Maluku.
Nuansanya pun tetap merah seperti Baju Cele, namun ditambah dengan mahkota. Aksen bordir benang measnya pun juga lebih banyak, sehingga kesannya mewah.
Pakaian Raja Maluku
Lokan tadi udaha ada Manteren Lamo yang juga dikenalkan sebagai pakaian adat Maluku cerminan pakaian Sultan. Eh ternyata ada sendiri model pakaian adat Raja Maluku.
Berjubah. Ya, itulah yang menjadi kesan pertama kalian melihat baju adat ini. terlihat tebal, berat, dan besar, sesuai dengan makna dari kekuasaan seorang raja.
Nuansa warnanya tetap merah dan putih. Kemeja Baniang pun nggak ketinggalan untuk dipakai. Keren dah.
Pakaian Adat Maluku untuk Wanita
Baju Cele
Nah, Baju Cele untuk wanita ini juga memiliki nuansa merah putih. Kainnya pun juga menggunakan Kain Salele. Namun ada tambahan Kain Lenso yang dipakai di leher sebagai kalung.
Setelan Baju Cele wanita ini menggunakan bawahan berupa sarung. Kemudian menggunakan kebaya warna putih. Nggak pakai jas merah kayak Baju Cele pria ya. Tapi biar match dan bernuansa couple, Kain Lenso memiliki motif yang sama dengan jas pria.
Penampilan wanita Maluku pun semakin cantik dengan adanya konde kecil sebagai penghias kepala. Ditambah dengan tusuk konde khas Maluku berjumlah 4 buah serta Bunga Ron sebagai pemeriah penampilan tata rambutnya.
Kebaya putih
Nah, nggak nyangka kan kalau ternyata di provinsi Maluku ada baju kebaya dan dijadikan salah satu pakaian adat Maluku. Kebaya putih ini bentuknya layaknya kebaya pada umumnya, namun tanpa ada motif dengan warna lain. Jadi pure putih.
Namun ada satu motif khusus yang ada pada kebaya khas wanita Maluku, yakni motif bunga dengan bentuk besar. Motifnya pun juga nggak berwarna ya. Biasanya kebaya ini dipakai saat ada acara adat.
Kebaya putih ini pun tidak pernah ketinggalan dipakai para pengantin wanita, lengkap dengan Kalung Lensonya, maka namanya kemudian disebut dengan Baju Cele.
Kebaya Hitam
Nama lainnya adalah Kebaya Hitam Gereja. Mungkin maknanya adalah pakaian adat yang dipakai untuk pergi ke Gereja, karena mayoritas kepercayaan orang Maluku adalah Nasrani.
Namanya Kebaya Hitam, maka warnanya hitam. Ada aksen motifnya namun nggak meriah. Hanya sebatas bordir saja, namun cantik banget penampilannya.
Para wanita Maluku Ambon akan menambahkan beberapa aksesoris untuk semakin mempermanis pakaian untuk beribadah. Hanya dengan menyanggul rambut saja, kemudian ditambah dengan beberapa aksesoris emas.
Nona Rok
Ini juga menjadi salah satu pakaian adat Maluku yang terkenal. Kebanyakan kalian melihat Suku Ambon yang memakainya. Secara sepintas, modelnya sama seperti Baju Cele, namun ada lho bedanya.
Bedanya, dalam pemakaian Nona Rok, tidak perlu memakai kain Lenso dan sanggul. Cukup mengikat rambut saja, dan mengenakan kebaya warna putih. Ditambah dengan hiasan kepala simpel juga kayak Baju Cele namun hanya sederhana.
Baju Nona Rok ini sering dipakai oleh gadis Maluku secara keseluruhan. Bajunya sering dipakai dalam acara adat dan juga dalam kehidupan sehari-hari kayak baju adat Suku Bali.
Kimun Gia
Sepintas sama aja deh bentuknya dengan Nona Rok, tapi beda lho ya. Perbedaannya adalah pada warna rok atau bawahannya.
Kalau untuk gadis, maka roknya harus memiliki warna merah muda. Kalau untuk orangtua dan ibu-ibu memakai warna merah tua.
Kelihatan banget ya perbedaannya. Itu adalah identias keunikan pakaian adat Maluku ini. bahkan dulunya pakaian Kimun Gia ini malah menyenjangkan hubungan masyarakat kelas bawah dan kelas atas.
Aksesoris Pelengkap Pakaian Adat Maluku
Konde Bulan
Konde itu sanggul, tapi lebih kecil. Konde ini biasanya terbuat dari rambut sendiri, tidak memakai rambut pasangan. Jadi, ukurannya kecil, seperti konde nenek.
Peding
Istilah Peding diperuntukkan bagi ikat pinggang atau sabuk. Di mana baik wanita maupun pria Maluku memakainya. Kalau pada pakaian adat Maluku Baju Cele, peding pria berwarna merah, disesuaikan dengan warna jasnya.
Berbeda dengan peding yang dipakai dengan tema Baju Nona. Warnanya nggak harus merah. Kebanyakan hitam sebagai warna netral dengan paduan kebaya putih.
Haspel
Wah apa lagi ini. Ya, haspel adalah sebutan untuk tusuk konde. Walaupun nggak memakai rambut palsu, tetapi pemakaian tusuk konde wajib digunakan sebagai penambah nilai keindahan dan kecantikan penampilan wanita Maluku.
Karkupeng
Ada-ada saja ya namanya. Unik-unik banget. Padahal artinya sama-sama konde, tetapi istilahnya udah beda. Kalau dipakai dengan Baju Nona, maka namanya Haspel. Tapi pas memakai Baju Cele, maka tusuk konde Karkupeng istilahnya.
Pemakaian kain Selele memang mendominasi dalam pakaian adat Maluku. Ini dikarenakan memang kain ini adalah kain khas dari Maluku. Kain Lenso pun juga nggak boleh ketinggalan.
Kemeja Sahiang dan Kebaya Putih pun memiliki makna filosofis tersendiri untuk membuat keunikan pakaian adat Maluku semakin memukau. Sangat sederhana modelnya, namun hasilnya menjadi identitas orang Maluku banget.
Bahkan untuk pakaian adat Maluku yang dipakai pengantin Maluku pun juga nggak meriah banget. Yang membuat bersinar adalah motif benang emas pada kain Salelenya.