Sama seperti ikan konsumsi lainnya, budidaya ikan sidat tidak memerlukan teknik khusus, namun ada beberapa kriteria yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan sidat. Budidaya sidat juga cukup menguntungkan karena belum terlalu banyak dilakukan dan memiliki potensi pasar yang cukup besar, terlebih pasar internasional.
Mengenal Ciri Ikan Sidat
Sidat atau dalam nama latin disebut Anguilla sp. merupakan jenis ikan bertubuh ramping dan memanjang seperti belut. Ikan ini tergolong ikan dengan kandungan protein yang sangat tinggi sehingga bisa Anda manfaatkan sebagai alternatif pengganti ikan salmon maupun jenis ikan konsumsi lainnya.
Selain itu, ikan sidat juga bernilai ekonomis tinggi, sehingga budidaya sidat berpotensi memberikan keuntungan yang besar. Permintaan ikan sidat dari luar negeri bisa mencapai 500.000 ton setiap tahun yang berasal dari negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Tingginya permintaan dapat disebabkan karena protein yang terkandung dalam sidat yang cukup tinggi yaitu sekitar 16% dan memiliki kandungan vitamin A yang tinggi. Harga ikan sidat konsumsi di Indonesia rata-rata mencapai Rp150.000 hingga Rp250.000 per kg. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri karena tingginya keuntungan yang bisa diraup.
Secara sekilas, sidat memiliki ciri yang mirip dengan belut.. Perbedaannya terletak pada sirip dada, sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor. Sidat memiliki sirip dada yang terletak di belakang tutup insang dan ketiga sirip yaitu sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor saling menyambung menjadi satu.
Berbeda dengan belut yang memerlukan lumpur sebagai tempat berkembang biak, sidat tidak memerlukan kondisi khusus untuk tumbuh, bahkan di habitat aslinya, sidat dapat tumbuh di 2 jenis perairan yaitu air tawar dan air laut. Biasanya saat sidat sudah dewasa dan akan kawin, ia akan berenang ke perairan laut yang dalam dimana peristiwa ini disebut dengan ruaya.
Ruaya merupakan sebutan untuk migrasi yang dilakukan ikan sidat dari perairan dangkal ke perairan laut yang lebih dalam atau samudera. Tujuan dilakukannya ruaya adalah untuk kawin dan bertelur dimana setelah kawin, induk sidat akan mati. Dalam satu periode bertelur, sidat betina bisa menghasilkan hingga 13 juta butir telur yang akan menetas dalam waktu 5 hari.
Setelah berumur 100-200 hari, benih sidat akan bermigrasi ke perairan dengan kadar garam yang rendah yaitu air tawar. Biasanya benih sidat akan berkumpul di muara sungai yang memiliki kadar garam antara 1-2 ppt. Peristiwa perpindahan benih dari air laut ke air tawar sering terjadi waktu musim hujan karena kadar garam di muara sungai lebih rendah.
Karakter Ikan Sidat
Sebelum memutuskan untuk menjalankan budidaya ikan sidat, Anda perlu untuk mengetahui hal-hal terkait karakter sidat supaya Anda dapat menjalankan bisnis dan mengambil keputusan dengan tepat. Berikut adalah karakter sidat yang membedakannya dengan ikan budidaya lainnya:
Karnivora
Sidat adalah jenis ikan yang hanya memangsa hewan-hewan yang lebih kecil atau disebut dengan karnivora. Pakan sidat sangat beragam mulai dari serangga, cacing, keong, hingga ikan-ikan kecil. Hal tersebut disebabkan karena sidat memerlukan protein dalam jumlah yang cukup banyak yaitu 50-55% pada fase starter dan 45-50% pada fase grower.
Nokturnal
Ikan sidat hanya aktif pada malam hari hingga menjelang matahari terbit. Pada siang hari, sidat cenderung pasif dan lebih sering bersembunyi. Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan waktu pemberian pakan agar sesuai dengan sifat asli sidat. Pakan bisa diberikan setelah matahari tenggelam pada jam 18.00-19.00 atau dapat disesuaikan dengan kondisi sekitar kolam.
Memerlukan oksigen tinggi
Perpindahan glass eel dari perairan dalam ke perairan dangkal disebabkan karena kebutuhan oksigen yang tinggi. Meskipun sidat dapat hidup di tempat dengan kadar oksigen yang rendah, tetapi Anda tetap perlu menyediakan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan sidat. Hal tersebut bertujuan supaya pertumbuhan sidat tidak terhambat.
Jenis Ikan Sidat
Sidat dapat tumbuh di hampir seluruh wilayah Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua. Jenis ikan sidat juga sangat beragam, saat ini tercatat ada 18 jenis sidat di seluruh dunia dimana 6 diantaranya terdapat di Indonesia. Berikut adalah jenis-jenis sidat yang ada di Indonesia:
Sidat Bicolor
Penamaan bicolor didasari pada badan sidat yang memiliki 2 warna berbeda yaitu abu-abu gelap di bagian atas dan putih di bagian bawah. Sidat jenis ini banyak menyebar di pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung.
Sebagian sidat bicolor juga dapat ditemukan di Kalimantan dan Jawa tetapi hanya dalam jumlah kecil di habitat aslinya. Jenis ini merupakan jenis yang paling sering ditemui di Indonesia.
Sidat Marmorata
Sidat jenis Marmorata lebih sering ditemui di perairan Indonesia Timur mulai dari Sulawesi, Kalimantan, Ambon, dan Papua. Jumlah glass eel atau benih Sidat Marmota di alam liar lebih sedikit dan susah ditemui dibandingkan dengan glass eel Sidat Bicolor.
Sidat Celebensis
Sama seperti namanya, Sidat Celebensis banyak ditemui di pulau Sulawesi. Jenis sidat ini tidak memiliki ciri fisik tertentu yang membedakannya dengan sidat lainnya.
Sidat Pacifica
Selain Celebensis, di Sulawesi juga terdapat jenis sidat Pacifica yang menyebar di beberapa wilayah Sulawesi dan Kalimantan.
Sidat Borneoensis
Penyebaran sidat Borneoensis hanya berfokus pada perairan Kalimantan dan tidak ditemui di pulau lain di Indonesia.
Sidat Australis
Penyebaran sidat Australis lebih luas dibandingkan sidat lainnya karena menyebar mulai dari perairan Arafuru di Papua hingga perairan Australia Utara.
Cara Budidaya Ikan Sidat
Budidaya ikan sidat bisa dikatakan sebagai budidaya pembesaran saja karena sidat memerlukan kondisi yang spesifik untuk memijah dan bertelur yaitu di perairan air laut dengan kedalaman mencapai 500 meter. Hal tersebut tentu sulit untuk dilakukan sehingga langkah yang bisa diambil untuk membudidayakan sidat adalah dengan membeli benih kemudian membesarkannya hingga bobot tertentu.
Berbeda dengan belut, sidat merupakan ikan yang memiliki jenis kelamin yang jelas. Pada saat masih berusia muda, jenis kelamin sidat belum terbentuk secara sempurna, tetapi ketika berusia dewasa, perkembangan gonad sudah sempurna dan menciptakan sidat jantan dan sidat betina dengan persentase yang hampir sama.
Ketika masih pada fase glass eel hingga fase muda, ikan sidat banyak menghabiskan waktu di air payau dan air tawar. Sidat baru akan kembali ke air asin atau air laut hanya untuk memijah dan bertelur yang kemudian akan mati setelah memijah.
Kolam budidaya
Budidaya sidat dapat dilakukan di berbagai jenis kolam mulai dari kolam semen, kolam tanah dengan dinding bambu, keramba apung, dan kolam terpal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam adalah sirkuasi air dan pencegahan ikan sidat melarikan diri dari kolam.
Kolam budidaya dapat diletakkan di dalam maupun di luar ruangan. Beberapa negara 4 musim memilih kolam di dalam ruangan karena dapat mengatur suhu udara dan suhu air terutama pada musim-musim tertentu seperti musim salju.
Dikarenakan Indonesia hanya mempunyai 2 musim, maka kolam dapat diletakkan di luar ruangan. Hal tersebut dapat membantu dalam penghematan modal karena pembuatan kolam indoor tentu akan memakan biaya yang jauh lebih besar dan hal tersebut tidak terlalu diperlukan.
Kondisi optimal bagi pertumbuhan sidat adalah suhu air berkisar di 29ºC dengan kadar garam yang rendah. Sidat dapat mentolerir kadar garam atau salinitas mulai dari 2-7 ppt. Tingkat keasaman air untuk budidaya sidat juga harus dalam kondisi netral atau pada kisaran 7-8.
Sidat bisa mentolerir kadar oksigen yang rendah di dalam air dengan cara mengambil oksigen langsung dari permukaan air. Jika sidat menunjukkan tanda demikian, maka hal tersebut menandakan bahwa kolam Anda kekurangan oksigen dimana batas minimal kadar Oksigen Terlarut (OD) adalah 4 ppm.
Kadar amoniak juga perlu diperhatikan. Amoniak yang tinggi di dalam kolam dapat menyebabkan penurunan nafsu makan ikan dan membuat ikan lebih rentan terinfeksi penyakit. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperhitungkan jumlah pakan yang diberikan supaya tidak berlebih.
Kelebihan pakan ikan dapat menimbulkan endapan pakan pada dasar kolam. Endapan ini lah yang bisa membuat kadar gas amoniak meningkat dan menimbulkan bau tidak sedap.
Bibit Ikan sidat
Di Indonesia, benih ikan sidat masih diperoleh melalui tangkapan. Ukuran benih berkisar antara 20-30 cm dengan bobot sekitar 20 gram per ekor. Anda bisa mendapatkan benih sidat dari nelayan yang menangkap glass eel atau benih di muara sungai.
Jumlah benih juga harus disesuaikan dengan ukuran kolam supaya pertumbuhan ikan dapat optimal. Kolam yang terlalu padat menyebabkan kompetisi dalam perebutan pakan, oksigen, dan memungkinkan penyebaran penyakit.
Masa pemeliharaan
Masa pemeliharaan sidat sampai ukuran siap panen memakan waktu 7-8 bulan dimana beberapa ikan sudah bisa dipanen saat berusia 5 bulan. Anda bisa memanen ikan sidat jika sudah mencapai bobot 180-220 gram per ekor karena ukuran tersebut adalah ukuran yang paling diminati pasar.
Pakan Ikan Sidat
Ikan sidat diketahui memangsa beraneka jenis hewan laut kecil sepeti kepiting, udang, cacing dan keong. Sidat tidak memiliki preferensi tertentu terkait jenis pakan yang dikonsumsi karena penelitian menunjukkan bahwa sidat akan memangsa makanan yang ada di sekitar habitatnya, tetapi paling sering sidat memangsa moluska, insekta, dan beberapa jenis ikan kecil.
Salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan ikan sidat adalah ketersediaan pakan. Stadia juvenile pada sidat merupakan fase pertumbuhan yang paling signifikan karena ikan bertambah panjang dan besar dengan sangat cepat. Hal tersebut disebabkan karena pada stadia tersebut, ikan belum mengalami kematangan gonad sehingga sebagian energi disimpan untuk pertumbuhan.
Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan jumlah pakan yang diberikan untuk sidat supaya sidat tidak mengalami kekurangan makanan yang berdampak pada perlambatan pertumbuhan ikan. Selain ketersediaan pakan, Anda juga perlu memperhatikan kepadatan populasi, penyakit, dan tempat pemeliharaan karena hal-hal tersebut juga berperan dalam pertumbuhan ikan.
Budidaya ikan sidat memang sangat menguntungkan, namun Anda juga perlu memperhatikan kelestarian sidat di alam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa populasi sidat di alam sudah semakin menurun sebagai akibat dari penangkapan dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, kelestarian sidat perlu dijaga dengan cara membatasi penangkapan sidat dan menjaga habitat aslinya.
Harga Ikan Sidat
Ikan Sidat | Harga Ikan Sidat |
Ikan Sidat 7 -10 ekor/kg | Rp = 110.000 |
Ikan Sidat 10 – 20 ekor/kg | Rp = 110.000 |
Ikan Sidat 3 -4 ekor/kg | Rp = 120.000 |
Ikan Sidat 20 -30 ekor/kg | Rp = 140.000 |
Ikan Sidat 7 – 10 ekor/kg | Rp = 135.000 |
Ikan Sidat 10 – 20 ekor/kg | Rp = 150.000 |
Ikan Sidat 60 – 70 ekor/kg | Rp = 250.000 |
Ikan SIdat 100 – 150 ekor/kg | Rp = 350.000 |
Ikan SIdat 300 – 400 ekor/kg | Rp = 600.000 |