Pupuk Cabe Rawit Terbaik – Dosis, Jenis Pemupukan Dasar & Susulan!

Pupuk Cabe Rawit – Cabe merupakan komoditi sayuran yang sangat penting dan bernilai ekonomis tinggi. Hampir seluruh masyarakat Indonesia sangat menyukai cabe, baik dikonsumsi secara langsung bersamaan dengan gorengan ataupun sebagai tambahan bumbu masak.

Karena penggemar cabe sangat banyak, maka tidak heran jika cabe rawit tiba-tiba menjadi langka dan harganyasangat mahal di pasaran. Saat hal itu terjadi, maka akan langsung timbul kepanikan nasional di pelosok negeri ini.

Cabe rawit dengan nama latin Capsicum frutescens lebih cocok ditanam di wilayah tropis, seperti Indonesia. Cabe rawit sendiri mempunyai tingkat kepedasan yang levelnya diatas jenis cabe keriting atau cabe merah.

Usia produktif tanaman cabe rawit ternyata juga lebih panjang dibandingkan cabe besar. Budidaya tanaman cabe rawit dapat berproduksi 2-3 tahun jika dilakukan perawatan dengan baik.

Syarat Tumbuh Baik Tanaman Cabe Rawit

Budidaya tanaman cabe rawit bisa dilakukan di wilayah mana saja. Hal ini karena cabe rawit adalah jenis tanaman yang cukup mudah tumbuh serta mudah beradaptasi di berbagai lingkungan.

Namun, budidaya tanaman cabe rawit akan lebih optimal pada wilayah dengan ketinggian0-500 mdpl. Sementara itu, budidaya tanaman cabe rawit di wilayah dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl akan mengakibatkan produktivitas tanaman semakin berkurang.

Secara umum, budidaya tanaman cabe rawit harus dilakukan di daerah yang memperoleh sinar matahari penuh sepanjang hari, yaitu sekitar 8-10 jam setiap harinya.

Syarat tanah atau lahan untuk budidaya cabe rawit harus memiliki pH 6,5-7. Selain itu, lahan yang dijadikan tempat budidaya tanaman cabe rawit sebaiknya adalah lahan yang steril. Artinya, lahan belum ditanami tanaman minimal pada 6 bulan terakhir.

Pupuk Cabe Rawit

Pupuk merupakan material yang mengandung unsur hara sebagai nutrisi yang sangat dibutuhkan bagi tanaman. Setiap jenis pupuk mempunyai kandungan zat hara yang berbeda. Setiap unsur hara yang terkandung di dalam pupuk juga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda satu sama lain.

Seperti pada jenis tanaman lainnya, proses pemupukan dalam budidaya tanaman cabe rawit juga bertujuan untuk semakin menyuburkan tanaman.

Hal ini karena pupuk mengandung zat hara sebagai sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan makanan tanaman. Pengaplikasian pupuk secara tepat dan berimbang pada tanaman cabe rawit merupakan sebuah kewajiban agar tanaman bisa tumbuh semakin baik.

Perlu Anda ketahui, bahwa dosis pemberian pupuk pada tanaman cabe harus sangat diperhatikan. Jika pemberian pupuk terlalu berlebihan, maka bisa menyebabkan tanaman mengalami kematian.

Teknik budidaya tanaman cabe memang perlu untuk dikuasai karena sangat mempengaruhi bagaimana hasil produksi tanaman nantinya.

Cara pengolahan lahan, pemilihan pupuk yang tepat, pengaplikasian pupuk dasar, pemupukan susulan, serta penanganan hama penyakit merupakan serangkaian teknik budidaya tanaman cabe rawit yang sangat perlu untuk diperhatikan.

  1. Pupuk Dasar Cabe Rawit

Teknik pemupukan tanaman cabe dilakukan oleh petani dengan cara yang berbeda-beda dan tergantung dari tingkat kesuburan lahan tanam. Berikut ini adalah ulasan tentang dosis pemupukan dasar tanaman cabe rawit:

  1. Pupuk Dolomit

Dolomit diaplikasikan dengan ditabur secara merata pada area bedengan. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama tergantung pH tanah.

Kapur Dolomit sebaiknya diberikan 7-10 hari lebih awal sebelum pemberian anorganik maupun pupuk kandang. Sebelum memberikan pupuk kandang atau pupuk anorganik, juga sangat diperlukan kepastian bahwa pupuk dolomit telah larut, baik terkena air hujan ataupun disiram hingga larut ke dalam tanah.

  1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang wajib diaplikasikan pada beragam jenis tanaman, termasuk tanaman cabe rawit. Pupuk kandang ini diberikan secara merata ke area bedengan menggunakan dosis 20 ton per hektar.

Selain pupuk kandang, pupuk organik lainnya yang perlu diaplikasikan pada tanaman cabe rawit adalah pupuk kompos. Cara aplikasi pupuk kompos adalah dengan dicampurkan secara merata pada tanah.

  1. Pupuk Boron

Pupuk Boron hanya diperlukan oleh tanaman dalam jumlah sedikit, sehingga dosis yang bisa diberikan adalah 1 gram per tanaman.

Sumber boron dapat berupa borax yang kemudian dicampur dengan pupuk KCl, TSP, serta ZA untuk selanjutnya langsung bisa ditaburkan bersama pada. Jika budidaya tanaman cabe sebanyak 1000 pohon, maka membutuhkan sekitar 1 kilogram pupuk Boron.

Petani cabe rawit biasanya menggunakan pupuk dasar anorganikdari campuran TSP, KCl serta ZA pada perbandingan 2 : 1 : 1.

Pupuk anorganik ini bisa diberikan dengan dosis 1 ton per hektar, yaitu dengan rincian 250 kg KCl, 500 kg TSP, serta 250 kg ZA.

Ketiga pupuk tersebut diaduk bersama hingga tercampur merata, kemudian ditaburkan pada bedengan sampai merata.

Pupuk anorganik sebaiknya ditaburkan 7-10 hari seusai pemberian pupuk kandang. Jika sudah ditaburkan secara merata pada permukaan bedengan, selanjutnya pupuk tersebut ditutup menggunakan tanah hingga ketebalan sekitar 5 cm.

Diamkan tanah selama sekitar 10-15 hari, kemudian mulsa plastik bisa segera dipasangkan. Sebelum mulsa dipasang, area bedengan sebaiknya disiram air sampai basah terlebih dahulu atau dibiarkan sampai terkena siraman air hujan.

Pupuk Susulan Cabe Rawit

Pemupukan susulan merupakan pemberian pupuk pada tanaman dari masa tanam hingga tanaman itu berproduksi. Tujuan pemberian pupuk susulan yaitu supaya tanaman cabe rawit tidak mengalami kekurangan nutrisi ketika berada di fase vegetatif. Begitu pun dengan serangan organisme pengganggu tanaman dapat dikurangi dengan pemakaian pupuk susulan ini.

Unsur Calsium dan Magnesium bisa membantu meningkatkan pH tanah. Penggunaan pupuk susulan yang mengandung dua unsur tersebut otomatis akan meminimalisir tanaman dari serangan penyakit layu.

Selain itu, ada juga unsur Kalsium yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tanaman. agar tanaman tak mudah terinfeksi oleh beragam jenis penyakit.

Kebanyakan pemupukan susulan adalah memakai pupuk anorganik misalnya pupuk TSP, ZA, Phonska, KCl, KNO, Mutiara, dan lain-lain.

Anda bisa memberikan pupuk susulan ini saat tanaman memasuki umur 1-4 minggu, menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor/dikocor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk.Larutan, pupuk,dibuat dengan mengencerkan 1,5- 3 kg pupuk buatan per 100 liter air.

Pemupukan susulan yang digunakan adalah NPK bila dikonversikan maka konsentrasi yang digunakan adalah sebanyak 15-30 gram / 1 liter air. Pupuk yang dilarutkan kemudian diaplikasikan dengan cara dikocor atau dicoretkan ke tanah di sekitar tanaman.

Pemupukan susulan dilakukan dengan pemberian larutan pupuk NPK, dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 7 hst. Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 minggu sekali.

Teknik Pemberian Pupuk Cabe Rawit

Pemupukan cabe rawit bisa dilakukan dengan cara disebar, dibenamkan, disemprotkan, dan dikocor. Sistem pengkocoran akan lebih efektif dilakukan ketika musim kemarau. Pemupukan dengan sistem kocor akan lebih menguntungkan karena nutrisi pada pupuk bisa segera cepat diserap tanaman.

Pemupukan dengan sistem kocor idealnya diaplikasikan pada tanaman muda atau yang masih kecil. Tanaman cabe rawit yang telah tumbuh besar atau usianya cukup tua, kurang efektif jika pemberian pupuk dilakukan menggunakan sistem kocor karena dosis pemupukan yang sedikit, sementara akar tanaman sudah semakin jauh jaraknya dari batang.

Pemberian pupuk menjadi tidak efektif karena pupuk justru akan menguap sebelum sempat dimanfaatkan oleh tanaman cabe.

Pemupukan susulan ini sebaiknya dilakukan sampai tanaman cabe rawit memasuki masa panen ketujuh. Setelah itu, tanaman cabe rawit sudah tidak perlu diberi pupuk susulan lagi karena otomatis produktivitas tanaman cabe rawit akan menurun.

Jadi, itulah ulasan tentang teknik dan dosis pemberian pupuk cabe rawit yang bisa anda jadikan panduan. Pastikan Anda menggunakan dosis pupuk yang tepat, sehingga budidaya tanaman cabe bisa menghasilkan panen raya.

Leave a Comment